Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan - Jejak Kecil Buya Hamka
Penampakan Masjid Agung Al-Azhar dari jalan raya |
Jika kita naik Kereta MRT dari Bundaran HI menuju Lebak Bulus, saat keluar dari bawah tanah menuju lintasan layang MRT kita akan melihat masjid berwarna putih polos dengan desain arsitektur yang tidak biasa di daerah Jakarta karena Masjid ini adalah Masjid Al-Azhar yang termasuk Cagar Budaya Nasional dan masuk dalam situs bersejarah DKI Jakarta.
Masjid Agung Al-Azhar yang sudah
dibangun 19 November 1953 dan selesai dibangun tahun 1958. Masjid ini punya
luas lahan 43.755 hektar dan sempat menyandang Masjid terbesar di Jakarta
sebelum adanya Masjid Istiqlal yang dibangun pada tahun 1978.
Masjid ini beralamat di jalan Sisingamangaraja
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Untuk menuju kesini kita bisa menggunakan alat
transportasi umum seperti MRT atau Transjakarta karena lokasi Masjid Agung
Al-Azhar tidak jauh dari Stasiun MRT dan Halte Transjakarta. Jika kalian naik
MRT kalian tinggal turun di Stasiun ASEAN dan jalan kaki sekitar 500 meter.
Jika kalian naik Transjakarta, bisa turun di Halte Masjid Agung. Transjakarta
yang lewat di Halte Masjid Agung ini adalah nomor 1 Blok M-Kali Besar Barat, 6V
Gelora Bung Karno-Ragunan, dan 10 H Blok M -Tanjung Priok.
Aula Buya Hamka |
Saya kesini saat sholat Jumat, karena ruang utama sudah penuh saya diarahkan untuk sholat di lantai 1 dimana ruang lantai satu bernama Aula Buya Hamka. Buya Hamka adalah seorang Ulama Indonesia dan Aktivis Islam yang sempat bergabung dalam Partai Masyumi yang merupakan partai yang memberikan gagasan untuk pembangunan Masjid dan sekolah di daerah Kebayoran baru.
Sejarah Masjid Agung Al-Azhar
Sepanjang perjalanan Masjid Agung
Al-Azhar ini tidak lepas dari peran Buya Hamka. Berdirinya konsep Masjid
seperti sekarang juga karena saran dari beliau yang menyarankan agar membangun
sebuah masjid terlebih dahulu dengan banyak ruang kantor dan rapat supaya
sewaktu sekolah dibangun, masjid tetap beraktivitas penuh termasuk mendukung
kelas Pendidikan.
Masjid Agung Al-Azhar Jakarta Selatan dari Depan |
Pada tahun 1967, berdirilah sebuah Taman Kanak-Kanak yang didirikan di dalam komplek Masjid ini. Lalu lama-lama Amal Usaha Pendidikan Al-Azhar berkembang dan pada tahun 2000 berdiri Universitas Al-Azhar yang berada di dalam komplek Masjid.
Arsitektur Masjid Agung
Al-Azhar
Bagian dalam lantai Dua Masjid Al-Azhar Jakarta Selatan |
Setelah selesai Sholat Jumatsaya keliling memperhatikan bangunan dari Masjid Agung Al-Azhar yang dominan berwarna putih memberikan kesan suci dan agung. Sebuah kubah besar yang berwarna putih. Kubah tersebut langsung mengingatkan dengan kubah yang berada di Taj Mahal, India walaupun sebenarnya tidak mirip-mirip banget sih.
pintu Masjid Al-Azhar Kebayoran Baru |
Ada beberapa pintu masuk ke ruang utama masjid di lantai dua menggunakan tangga dari luar. Saat masuk ke dalam ruangan saya takjub melihat perfektif dari tiang-tiang masjid dan setiap dinding terluar punya hiasan ornamen huruf Arabic yang sederhana.
Ornamen Masjid Al-Azhar Kebayoran Baru |
Mengunjungi Masjid Agung Al-Azhar ini sangat berkesan, apalagi yang biasanya saya hanya melintas melihat Masjid ini dari Jendela kaca KRL menuju Blok M kini bisa menyempatkan mampir dan beribadah Shalat Jum’at disana. Setelah solat Jum’at dan lapar kita bisa keluar masjid ke pusat kuliner yang ada di pinggir jalan atau bisa mencoba Kantin Layang yang berada di jembatan layang dekat kantor PUPR atau bisa juga jalan kaki melewati 1 blok ke ke M-Bloc yang ada di daerah Blok M.
Posting Komentar